Didaerah Bekasi, bus berhenti untuk menaikkan penumpang dan kebetulan satu bangku dengan saya seorang lelaki berumur 28 Tahun. Awalnya sih tidak ada percakapan tapi dia mulai membuka percakapan dengan memperkenalkan dia, namanya YD asal dari Jogja bekerja di pabrik di daerah Bekasi. Baca juga: Papa Meninggal, Hidupku Sengsara.
Bacacerita dewasa di bus malam novel online: temukan daftar cerita dewasa di bus malam cerita di Goodnovel, dengan banyak koleksi novel web populer dan buku
KumpulanCerita Sex Hot bergambar Mesum di bus waktu penumpang lain semua sudah tidur Cerita Dewasa Mesum di bus waktu penumpang lain semua sudah tidur Mesum Cerita Ngentot bus, hot, liburan, ngentot, nikmat, perjalanan, remaja, tante Sedarah Cerita Bokep STW Tante Remaja daun muda setengah baya sma perawan hot terbaru 2021
Fast Money. Hari sudah sore ketika aku tiba di terminal Lebak Bulus. Hari itu hari terakhirku menjadi bujangan. 4 hari lagi, aku akan menikahi Mei, kekasihku selama 6 tahun. Hari ini aku pulang ke Jogja, ke tempat kelahiranku untuk bertemu dengan sungguh sempurna. Tepat setelah aku lulus dari kuliah, aku mendapatkan kerja yang cukup nyaman di sebuah perusahaan telekomunikasi cukup besar daerah Jakarta Selatan. Tinggal jalan kaki ke Pondok Indah Mall. Mei, calon istriku, kemudian menyusul ke Jakarta dan bekerja di sebuah bank di Bintaro. Perjalanan cinta kami bisa dibilang cukup mulus. Benar-benar sebuah hidup yang sempurna. Aku pun bukan orang yang aneh-aneh. Aku dibesarkan dalam keluarga yang cukup religius dan sangat teratur. Sepanjang sejarah kehidupanku, bisa dihitung berapa kali aku melanggar aturan atau norma. Kenakalanku paling besar hanyalah minum tomi topi miring in case you’re wondering dan sedikit magadon, waktu acara naik gunung di SMA. Tapi itu kadang terasa. Hidup serasa jalan tol, tanpa rintangan, mulus tanpa gejolak, penuh aturan. Kadang aku ingin, sekali-kali memberontak, melanggar aturan. Sekali dalam seumur beranjak di tengah kerumunan calo-calo untuk mencari busku. Sumber Alam. Langgananku selama 2 tahun terakhir.“Mbak, Sumber Alam yang Bisnis belum datang ya?” tanyaku kepada seorang petugas loket. Manis juga. Item manis sih tepatnya.“Dereng mas, jogja ya? Mangke setengah jam malih …,” Lho, kok bahasa jawa?“Nuwun nggih mbak.”Aku duduk menunggu. Asap bus benar-benar menyesakkan. Aku merasakan diriku sesak napas. dari dulu memang aku tidak pernah suka keramaian dan kesesakan Jakarta. Tapi kepepet sih, harus cari upa “cari nasi” di lama kemudian bis itu datang juga. AB 7766 BK. Aku bergegas naik. 14A. dua tempat duduk. Aku sengaja mencari tempat duduk persis di bawah AC. Biar bisa tidur lelap. Aku segera menutup mata. Mengurangi kebisingan akibat lalu lalang orang mencari tempat duduk.“Mas, mas, maaf …,” ada suara merdu rupanya. Aku membuka mataku.“Maaf, apa boleh tukeran sama suami saya? Suami saya dapat tiket tempat duduk di seberang. Soalnya beli tiketnya baru aja tadi.”Aku melihat ibu yang menyapa tadi. Kemudian melihat suaminya yang tersenyum mengangguk kepadaku di seberang kursi kami, menggendong anak yang kira-kira berusia 5 tahun.“Aduh, bu, maaf, bukannya saya tidak mau, cuman memang saya sengaja memilih tempat di bawah AC ini bu. Maaf ya,” jawabku agak keberatan. Bukannya apa-apa, tapi aku paling tidak suka diganggu dengan masalah orang yang telat membeli tiket seperti pasangan itu cemberut. “Ya sudahlah pa, kita ngalah aja. Aku duduk di sampingnya mas ini aja.”Whatever. aku kembali menutup ini sesungguhnya bakal menyenangkan, kalau tidak harus mendengar rengekan anak 5 tahun yang sepertinya tidak pernah diam itu. Belum lagi suara ibu-ibu di sebelahku ini, yang ya ampun, cerewetnya. Aku jengkel mulai turun. Airnya menetes membentuk alur di kaca jendelaku. Masih terjebak di Cawang. Cikampek tidak macet. Kendaraan mulai menderu, bertambah cepat. Kulihat tebaran warna hijau ditimpali air hujan yang begitu deras di sebelah kiri jalan tol. Suara air hujan menderu keras sekali di atas atap. Orang-orang sudah mulai menampakkan kantuk, dan sepertinya suasana menjadi begitu sepi. Uh, begitu romantis. Kalau saja Mei di sampingku, pasti kepalanya sudah bersandar di bahuku, dan tangannya memeluk lenganku. Kalau saja ….Aku memandang ke samping. Ibu itu kini sedang sibuk memberikan makan kepada anaknya. Si bapak sedang sibuk dengan PDAnya. Tipikal keluarga Jakarta, berumur di akhir 30an dan baru saja mempunyai anak. Tampaknya keluarga berada. Tapi ngapain naik bis ya? Ah, peduli kembali menutup mataku. Hari berangsur gelap.“Pengumuman, bapak ibu. Mohon maaf bahwa ada kerusakan teknis yang menyebabkan lampu tidur tidak dapat menyala,” kata kenek bus itu mengagetkan aku.“huuuuu,” para penumpang menyahut serentak. Sip. aku paling tidak suka lampu tidur yang remang remang. Aku paling suka gelap. Tidurku pasti nyenyak malam ini. Perjalanan yang panjang menuju Yogyakarta.————Aku melirik jamku. Jam 9 malam. Semua orang tampaknya sudah terlelap. Tidak terkecuali ibu dan anak di sampingku. Bus tadi baru saja berhenti di tempat makan. Orang-orang makan malam dan ke belakang. Pasti mereka kekenyangan, dan acara yang paling menyenangkan setelah makan adalah tidur. Hujan masih turun, rintik-rintik. Aku melanjutkan berapa lama aku terlelap, aku merasakan kaki anak di sebelahku menyentuh kakiku. Sialan. Itu berarti sepatu anak itu kena celanaku. Aku menggeser-geserkan kakiku agar kaki anak itu tidak menekan celanaku. Tentu saja dengan mata terpejam. Tidak disangka, kaki itu balas menggesek. Eee, kurang ajar. Aku segera membuka mataku untuk menegur orang tuanya. Aku itu bukan kaki anak kecil. Itu kaki orang dewasa. Kaki ibu itu. Si anak ternyata sudah tidak ada di pangkuan dia. Kemungkinan ada di pangkuan si bapak. Aku segera menutup mataku, pura-pura tidur. Perasaanku mengatakan ada sesuatu yang lain yang akan terjadi. Aku kembali menggesekkan kakiku, menunggu responsnya. Dan ibu itu balas menggesek. Aku sedikit membuka mataku. Kilatan cahaya dari luar bus memberikan sedikit penglihatan mengenai ibu di sampingku. Matanya juga terpejam ibu itu menggeser sedikit tubuhnya. Ya, kearahku. Kami berdua menjadi duduk berdempetan. Sisi samping kananku menempel pada bagian kiri tubuhnya. Harum rambut dan parfumnya mulai merasuki hidungku. Aku mulai mencoba untuk lebih berani. Tubuhku aku condongkan sedikit ke depan, dan kemudian aku bergeser ke arahnya. Sehingga posisi saat itu, lenganku tepat di depan dadanya. Tubuh itu diam saja. Lenganku kemudian ku tekan sedikit ke belakang, sehingga aku bisa merasakan sesuatu yang begitu empuk. Ya, payudaranya. Payudaranya besar. Aku bisa merasakan volumenya ketika lenganku menggeseknya. Dan sangat empuk. Sikuku kemudian membuat gerakan melingkar di dadanya. Pelan sekali, sikuku bergerak. Aku tidak mau membuat ia berpikir macam-macam dan kemudian itu diam saja. Kulirik matanya. masih terpejam. Tapi aku mendengar dia menghela napas. Jadi ia terangsang. Aku? sangat terangsang. Aku merasakan dadaku berdentum-dentum. Kepalaku berputar-putar karena aliran darah yang sangat cepat ke otakku. Aku bisa mendengar degup jantungku di telingaku sendiri. Aku akan melakukan dosa. 4 hari sebelum pernikahanku. Sepanjang sejarah hidupku. Tapi perasaan itu, nafsu itu, benar-benar membuat aku tidak tahan …..lenganku terdiam sebentar dari kegiatan menggesek dadanya. Yang lebih mengejutkan lagi, tangan ibu itu mulai mengelus pahaku. ya, pahaku yang dibalut celana panjang kain warna coklat. Tangannya sangat perlahan mengelus kakiku dari mulai pangkal paha sampai atas lutut. Aku gemetar. Sangat gemetar. Aku tidak tahan ……Sekarang posisiku berubah. Aku membuka tas dan mengambil sweater. Aku sudah memakai jaket tentu saja, karena aku tidur di bawah AC. tapi sweater tadi untuk maksud lain. Sweater tadi kemudian aku tutupkan di atas dadaku, dan kemudian tanganku kulipat. Apabila dililhat dari jauh, seperti orang yang tangannya kedinginan karena AC. Tapi bukan itu alasannya. Aku beringsut lagi mendekati tubuhnya. Tangan ibu itu masih mengelus pahaku. Kami berpandangan sebentar. Lucunya, setelah itu kami berdua kembali bersender pada tempat duduk kami dengan mata terpejam. Tanganku mulai beraksi. Tangan kiriku yang tadi dilipat mulai bergerak ke arah dadanya. Sangat pelan. Tangan itu mulai menyusuri bukit indah yang tertutup kain, mulai dari tepi. Aku sangat menghayati momen itu. Pelan-pelan kuelus bukit indah itu, dari tepi ke kanan. Sedikit ku remas, tapi tidak banyak. Aku tidak mau menyakiti bukit indah itu. Sungguh, ibu itu mempunyai dada yang sempurna. Besar, dan sangat kenyal. Aku merasakan bahwa dia memakai BH yang berenda. Aku membayangkan bentuknya. Mungkin warnanya hitam. Atau merah. Dan rendanya sedikit tembus pandang. Mungkin cupnya cuma setengah. Mungkin cupnya tidak bisa menahan volume payudara sebesar itu. Oooh, aku semakin itu mengenakan baju jeans terusan dengan bawahan rok dengan kancing dari dada sampai di lutut. Kain jeansnya untungnya kain yang lemas, sehingga aku bisa merasakan tekstur renda BHnya. Sangat merangsang. Aku melirik sedikit ke arah dia. Dia masih terus mengelus pahaku. Aku tidak sabar. Tangan kananku yang nganggur kemudian memimpin tangannya ke penisku yang sudah tegang. Aha, dia mengerti. Kemudian dia berlanjut mengelus kontur penisku dengan jari telunjuk dan jempolnya yang tercetak jelas di dalam celanaku. OOoh, mantab.“Besar …..,” desisnya. Matanya tetap terpejam. Mataku melanjutkan kenakalanku. Kali ini, dua kancing tepat di depan dada besar itu aku buka. Dengan susah payah. Pernah membayangkan membuka kancing-kancing besar pada kain jeans? Yup, susah sekali. Akhirnya dia turun tangan. Tangannya kanannya membantuku kemudian masuk pelahan ke dalam bajunya, untuk merasakan keindahan payudara di baliknya. Bayanganku memang menjadi kenyataan. BH setengah cukup yang terlalu kecil, dengan renda yang sangat merangsang. Aku suka sekali renda, terutama apabila renda itu ada di tempat yang tepat. BH dan celana dalam. Aku kembali mengelus dadanya. SEkarang aku sedikit meremasnya. Sensasinya benar-benar luar biasa. Dia mendesis. Kepalaku berdentum-dentum. Jantungku berdebar sangat keras.“Buka,” bisikku lirih. Mungkin tidak terdengar. Tapi aku tidak mau mengambil resiko terdengar. Apalagi oleh suaminya yang hanya duduk 50 cm di seberangnya. Ternyata dia mendengar. Dia berhenti mengelus penisku, membungkukkan sedikit badannya, dan kemudian berusaha melepas kait BHnya di belakang. Agak lama dia membukanya. Selagi dia membuka BHnya, pelahan aku menarik ritsleting celanaku ke bawah. Pelaaan sekali. Setelah itu, aku memelorotkan celana dalamku. Tidak melorot sih sebenarnya. Cuman mengaitkan kolornya ke bagian bawah penisku. Tidak nyaman memang. Tapi sekarang penisku bisa bebas mengacung menunjuk langit. Menanti kait BHnya sudah lepas. Tangan dia sepertinya cerdas, kembali mencari sasarannya yang tadi lepas. Dan dia tidak kaget, kali ini penisku sudah tegak menjulang, keluar dari celana. Kemudian dia seperti terkejut dan kemudian menarik tangannya dan kemudian melipatnya di depan dada. Pura-pura tidur, sambil menutupi dua kancing dadanya yang sudah terbuka ada orang mau ke toilet. dia berjalan melangkah dari depan. Untung aku ada sweater yang bisa menutupi si “burung” nakal. Aah, seorang wanita. Bakalan lama nih. Jantungku berdegup sekali orang itu di toilet. Aku mulai tidak sabar. Penisku sudah mulai menyusut. ya iyalah, baru juga pemanasan. Kepotong deh. ….Akhirnya wanita itu lewat juga di di samping kami. Uuuh, lega. Tangan ibu itu mulai duluan, menyusup di bawah sweater, mencari “adikku” yang mulai tegang lagi. hmmm. Tangannya sungguh mulus, dan sentuhannya, benar-benar nikmat. Dia tahu betul cara merangsang penis dengan sentuhan. Sentuhan itu ringan, seperti melayang. Dia tidak meremas, atau menggosok terlalu keras. semuanya serba ringan dan melayang. Dan itu membuatku juga tidak mau kalah, seperti mempunyai mata sendiri yang bergerak mencari sasarannya. Si bukit kembar yang kenyal. Dan tangan itu menemukan sasarannya. Dada itu benar-benar lembut. Mulus tak bercela. Aku meresapi setiap jengkal usapan tanganku di dadanya. Meremas pangkal dadanya. Memilin putingnya. Putingnya. Putingnya runcing, ukurannya luar biasa, sepanjang buku jari telunjukku. Dan keras. Sangat keras. Sperti penis kecil. Aku memilinnya. lagi. Dan dia mendesis.“jangan keras-keras,” bisiknya sangat lirih. AKu mengerti. Aku meremas, memilin, mengelus tanpa henti. Benar-benar tetap ada yang kurang. Kami berdua tidak terpuaskan. Penisku tetap tegang luar biasa. Dan rasanya mulai sakit sekarang. berdenyut-denyut ga karuan. Tangannya masih tetap mengelus penisku, tapi sungguh, tangan itu tidak mampu membuat aku nikmat terus-menerus. Dia mengerti hal itu.“Ke bawah ….,” bisiknya sambil mengarahkan tanganku yang tadi ada di dadanya ke arah bawah. Aku langsung tanggap. Tanganku berubah posisi, mengelus pahanya yang tertutup kain jeans. Tidak berasa memang. Tapi dari gerakan tubuhnya aku tahu, dia sangat terangsang. Dia berulangkali menggerakkan tubuhnya, seolah menikmati betul elusan tanganku di pahanya. Pelan-pelan aku naik sedikit ke atas, tepat di gundukan di bawah pusar itu. Dia menahan tanganku.“Jangan … ”Aku nekat.“Jangan …” Ok. Aku turuti. Aku kembali mengelus pahanya. Kali ini tanganku lebih berani. Kupegang ujung roknya dan kunaikkan sedikit ke atas. Dia tidak menolak. Aku kembali mengelus pahanya. Hhhm, sungguh mulus. Benar-benar mulus. Aku merasakan bulu-bulu halus di telapak tanganku. Dia terengah-engah. Tangannya sejak dari tadi berhenti mengelus penisku. Tak apa. lebih baik begitu daripada menyiksa “adikku” yang sudah tegang luar tiba-tiba menghentikan elusanku dan menarik tanganku. Kemudian memandang ke arah dia. Matanya bertanya. Menanyakan mengapa aku menghentikan itu.“Aku mau itu,” bisikku mendekat di telinganya, sambil menunjuk ke arah gundukan tempat vaginanya menggeleng. Aku kemudian berpura-pura tidur. Memejamkan sekali. Mungkin 5 menit, mungkin kurang dari itu. Tangannya menarik tanganku dan mengarahkannya ke tempat yang aku inginkan. Hehehehe, aku menang. Dia tidak tahan. Tanganku sudah berada tepat di atas gundukan itu. Dia membuka kancing bajunya tepat di area itu. Tanganku bergerak mencari celana dalamnya. ini sutra. Atau Satin? aku tidak peduli. bahan kain celana dalamnya halus sekali. aku merabanya. memastikan. Terus ke bawah, dan kutemukan apa yang kucari. Sesuatu itu sudah basah. Pasti basah, karena aku merasakannya dengan tanganku. Tanganku berhenti di situ. Merasakan bentuknya. Sedikit bergelombang. Aku merasakan lipatan vertikal. Bulu-bulu halus di sekitarnya. Cukup tebal. dan sangat basah. Aku tersenyum kembali. Penuh kemenangan. Jari tengahku kemudian mengelus lipatan basah itu. Pelan, tapi sedikit menekan. Dia mendesis. Oh tidak. Dia melenguh. Tetap memejamkan makin berani. Celana itu aku pegang elastisnya. dan aku turunkan ke bawah. Dia memegang tanganku. Aku tetap berkeras. Dia jari tengahku mencari tempat tadi. Jari itu mencari sumber kenikmatan seorang wanita. Sebuah penis kecil yang sudah amat basah. Aku menggoyangnya pelan dengan jariku. Kemudian mengelusnya. Kemudian menekannya. Tubuhnya kembali mengelusnya. Pelan dan sedikit menekan. Pelan dan sedikit menekan. Tempat itu terasa lebih basah daripada sebelumnya. Jariku masuk lebih ke dalam. Merasakan lipatan lain di dalam yang sangat basah. Benar-benar basah. Rongga itu seperti tidak berujung. Kemudian jariku kugerakkan. ke dalam dan ke luar. aku merasakan jariku seperti tersedot ke dalam. Ada sesuatu yang mencengkeram. Dan rasa itu kembali membuatku terangsang. Aku terus menggerakkan jariku. Semakin cepat. Tiba-tiba jariku seperti ditumpahi cairan hangat. kental. Dia terengah-engah. Tubuhnya menegang. Kali ini cukup lama. Aku terus menggerakkan jariku. Dia kemudian menahan tanganku. Aku menurut. Aku terpejam. Seperti menghayati sesuatu. Mungkin orgasme. Dadanya naik turun, terengah-engah seperti habis lari kencang. Kancing masih terbuka.“Apa kau ..?”“Ya … . Luar biasa …,” bisiknya, memandang kepadaku. Oooh, senyumnya manis sekali. Matanya yang bulat besar memantulkan kilatan cahaya neon di luar memandang ke bawah tubuhku.“Kasihan ya,…” senyumnya menunjuk ke “adikku”. Ya iyalah. “adikku” tidur nyenyak sementara dia sendiri terpuaskan. Paling tidak dengan jariku.“ga papa …” Anda sedang membaca artikel tentang Pengalamanku diatas Bus dan anda bisa menemukan artikel Pengalamanku diatas Bus ini dengan url anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel Pengalamanku diatas Bus ini sangat bermanfaat bagi teman-teman anda, namun jangan lupa untuk meletakkan link Pengalamanku diatas Bus sumbernya.
Issue * Your Name * Your Email * Details * DANS LE BUS Tout ceci est en partie vraie et une partie romancer et ça se passe dans les années 70 / 80Un début d’après-midi après les cours je devais aller chez le dentiste et a cette époque c’était au centre école dentaire Donc pour m’y rendre je devais prendre le bus et il faisait froid on était en décembre j’avais comme souvent mis un collant sans culotte sous mon survêt j’adore le contact su nylon sur moi et mon sexe ca m’existe Me voilà parer pour prendre le bus et me rendit chez le dentiste Une fois les soins terminer je repris le bus pour le retour il y avait du monde à l’arrêt et le bus arrivant il était déjà bien bonder J’ai réussi a me frayer une place et j était coincer contre un barre de maintien sachant que je serais dans les derniers à descendre un arrêt avant le terminus et en plus une circulation tout était en partie bloquerA un moment je sentais quelque chose de dur sur mes fesses et des à -coups comme si on me baisait Je commençais à bander et apprécier ses petits à -coups quand soudain une main se posa sur ma bite et me palpais le sexe Pris d’excitation et de peur je laissais le type faire et là il a glissé sa main dans mon survêt et ma caresser à travers mon collant il apprécia surement car il ma murmurer avec un léger accent maghrébin que j’étais une salope de porter des collants Il m’a pris la main et la porter sur sa bite je la trouvait grosse et bien dure il me la fait sortir et branler discrètement et pendant ce temps sa main caressait mon cul et il a glissé un doigt dedans qui est entrer sans peine et il ma doigter puis à glisser sa bite entre mes fesses et se frottait contre jusqu’ au moment où j’ai senti un liquide chaud se rependre il venait de juter ce salaud ca coulait dans mon collant le long de mes jambes j était si exciter et peur que quelqu un remarque notre attitudeIl me donna son mouchoir pour m essuyer un peu mais il continuait à me caresser la bite et les fesses puis ma repris la main il bandait encore et ma dit je descends au prochain arrêt viens chez moi tu pourras te nettoyer comme il faut Je ne sais pas si c’est par curiosité ou autre je l’ai suivi chez lui et une fois dans son appart il m’a dit de quitter mon pantalon et rester en collantUne fois en collant il sait approcher de moi a sortie a nouveau sa grosse bite me la mise en main et me guidait pour le branler puis il m’a appuyé sur les épaules et là je me suis mis à genoux a sorti sa bite et je l’ai sucé un bon moment puis il c est mis derrière moi à baisser mon collant et il ma baiser en me traitant de puteIl me baisait fort et j’avais un peu mal mais il m’a fait jouir et il s’est vider en moi il ma coller la dose On dirait qu’il n’avait pas baisé depuis longtemps après il ma montrer la salle de bain pour me nettoyer et il ma accompagner a la porte et ma demander de revenir le voir et qu’il me baiserait bien suis rentré chez moi vite ôter le collant et le cacher et pendant la nuit j’ai repensé a cet homme et je me suis branler et jours on passer et un dimanche je trainais vers chez lui quand il m’a aperçu il est venu vers moi et ma demander si je voulais bien monter discuter et boire quelque chose alors j’étais tenter et me voilà à nouveau chez lui et je l’ai a nouveau sucé et il ma baiser et ma fait encore jouir Du coup je venais le voir une fois par semaine et lui aussi exigea que je porte des collants ou des bas avec petite culotte Il m’en a même acheter et quand je venais le voir je mettais ce qu’il avait envie et je devenais sa pute J adorai me faire prendreLe jeudi on n’avait pas école et je prenais plaisir d’être baiser sans rien dire a Henri j était vraiment devenue une vraie salope Ca a durer quelques mois puis je ne l’ai plus revu il a dû retourner chez lui au pays .Et un jour Henri m en a parler car il m’avais vu aller chez mon type mais il me laissait faire ça l amusait même de me savoir baiser par un autre homme jusqu’ au jour où il a invité 2 amis mais ça c’est une autre histoire .
Ngentot Dua Cewek Baru Kenal Didalam Bus Malam – setelah sebelumnya ada kisah , kini ada cerita . selamat membaca dan menikmati sajian khusus bacaan terbaru ceritaNgentot Dua Cewek Baru Kenal Didalam Bus MalamJika memang rezeki, tak akan pergi kemana dan tentunya susah di rekayasa. itulah yang terjadi ketika aku sedang naik bus malam. Aku mendapat tempat duduk berdampingan dengan seorang perempuan yang kutaksir usianya sekitar 25 tahun. Aku duduk di dekat jendela, sedang dia duduk di bagian gang. Bis yang kita naiki, Eskymo Trans akan membawa penumpangnya sampai ke kota tujuan akhir adalah Bojonegoro. Dari Terminal Lebak Rambuts, Jakarta, Bus berangkat pukul aku lirik wanita tersebut, lumayan juga, kulitnya putih dan dadanya cukup besar. Sembari mencuri pandang aku amati dadanya, sepertinya daging ato lemak di buah dadanya meluap dari balik bajunya. Bentuk itu tercetak jelas dibalik baju pink. kelihatannya dia bepergian dengan seorang wanita kecil yang duduk di seberangnya.,“Anaknyakah ?” batinku. Menilik dari umur perempuan di sebelahku rasanya dia masih terlalu muda untuk mempunyai anak seumur yang kutaksir 12 sedang berpikir keras bagaimana membuka omongan dengan perempuan di sebelahku ini. Sepertinya aneh kalo tak ada percakapan, kerana perjalanan ini bakal lebih dari 12 jam. Belom sempat aku menemukan kata pembuka, eh dia malah menegur duluan.“Mau kemana mas.” tanyanya. “Eh mau ke Bojonegoro, mbak mau kemana, “ tanyaku kembali. “Saya ke Rembang, nih mulangin anak bandel ini ke orang tuanya,” katanya . “Rumah orang tuanya di Rembang ya,” tanyaku lebih lanjut. “Bukan sih masih jauh di dusun, ke Randublatung,” tak tahu dimana Randublatung tetapi seingatku sewaktu melihat peta, dusun itu letaknya jauh dari kita akrab ngobrol dan dia mengaku bernama Rosa dan di Jakarta bekerja sebagai SPG. Dari gayanya sepertinya Rosa sedikit gampang di goyang. Suasana makin redup dan akhirnya Bis berhenti di wilayah Sukamandi Jabar, kita mendapat makan malam. Sewaktu aku perhatikan, menunya hanya sepotong bandeng, sambel dan lalapan. Mereka berdua aku tawari traktir makan yang lebih enak di bagian lain restoran. Mulanya Rosa sedikit canggung, tetapi Mita, gadis kecil itu langsung setuju. Maka kita makan dengan hidangan yang lebih makan kita kembali duduk di Bis, dan obrolan kita jadi makin akrab. Seperti biasanya, Bis ini sesampai di Rembang masih gelap mungkin sekitar pukul 3 Rosa mereka mau menunggu di warung tempat pemberhentian Bis sampai hari sedikit terang. Sesudah itu baru melanjutkan perjalanan ke juga mendengar cerita mereka, sehingga aku menawarkan untuk menginap saja di hotel, sampai hari mulai terang, sesudah itu baru jalan ke kampung.“Saya gak punya uang mas, lha wong ini aja uangnya ngepas banget,” kata lalu menawarkan biar aku saja yang bayar, dan aku juga akan ikut turun di Rembang. Sejak naik dari rumah makan tadi, Rosa makin akrab saja, dia memeluk tanganku. Katanya dia merasa dingin. Aku merasakan tekanan dari buah dadanya ke bagian lenganku. Perlakuan ini membuat voltase di badanku meningkat. Aku lantas berpikir, buat apa turun di Rembang kalo memang tujuannya untuk menginap. Aku menawarkan untuk menginap saja di Semarang. Tanpa pertanyaan sedikit pun Rosa langsung menyetujui. Dia makin erat memelukku, seperti kita sudah lama rangsangan makin tinggi, aku belom menemukan jalan, bagaimana cara mengeksekusi Rosa, kalo ada keponakannya. Tak ada titik terang, sementara Bis sudah mulai memasuki Kendal, yang berarti tak lama lagi akan sampai di Semarang kita turun dari Bis dan langsung berpindah ke taxi. Aku memilih hotel Esexeseks di dekat stasiun poncol Semarang. Rosa dan Mita seperti terheran-heran melihat hotel pilihanku.“ Oom bagus banget hotelnya, kan mahal nginep di sini,” kata mendapat kamar double bed.“ Mas sayang-sayang kalo cuma nginep sebentar di sini, kamarnya enak banget,” kata Rosa sembari melihat sekeliling. Mita mencoba tempat tidur yang memang empuk dia duduk sembari menggenjot-genjot mengemas barang, yang hanya sebuah ransel, aku pamit mau menyegarkan badan. Sembari menggosok gigi aku mengisi bak dengan air hangat. Rasanya nikmat sekali berendam berlama-lama dalam bak mandi. Kemaluanku dari tadi sudah menegang, jadi semakin keras sewaktu terendam air dikejutkan oleh pintu kamar mandi yang tiba-tiba terbuka. Rosa sembari cengar-cengir mengatakan tak tahan, kebelet buang air kecil. Sesudah memelorotkan celana dalamnya dia langsung duduk di closet. Terdengar desiran air kencingnya cukup lama tak bisa berlindung, kerana sedang telentang dan full telanjang. Rosa mencoba merasakan hangatnya air.“ Enak ya mas,” tanyanya.“Seger banget, “ kataku.“Aku ikutan ah berendam, badan ku yo terasa lengket, kerana tadi mau berangkat gak sempet membersihkan kemaluannya dengan semprotan air. Tanpa ragu Rosa mulai membuka bajunya satu persatu. Aku memperhatikan, bodynya cukup menggiurkan, Buah dadanya tegak menantang dengan pentil yang masih kecil. itu menandakan dia belom pernah hamil. yang luar biasa rambut di bawah sana hitam lebat. Warnanya kontras sekali dengan kulitnya yang putih. Rosa tanpa ragu langsung melangkah masuk ke dalam bath tub. Rosa mengambil posisi membelakangiku. Tanpa komando tanganku langsung mencengkram kedua bongkahan buah dadanya. Kemaluanku makin mengeras dan menyentuh bagian belakang punggung kemaluanku menyentuh badannya Rosa berbalik posisi dan langsung meraih kemaluanku. diremas-remas kemaluanku dengan lembut. Nikmat yang luar biasa membuat aku makin menyelonjorkan badanku sehingga posisiku jadi telentang terendam air menyelam dan mulutnya langsung melahap kemaluanku. Aku tak menduga dia secepat ini melakukan itu, Sehingga aku sedikit berjingkat sewaktu bibirnya menyentuh kepala tak bisa berlama-lama kerana sesak nafas di dalam air. Tanpa kuminta, Rosa menduduki kemaluanku dan kemaluanku dipegangnya lalu dibimbingnya memasuki lobang kemaluannya. Memasukkan kemaluan ke kemaluan di dalam air, terasa sedikit sulit, kerana lobang kemaluan Rosa terasa kesat. Akan tetapi Rosa tak putus asa, dia mencoba terus sampai akhirnya terbenam juga seluruh gagangku di dalam sekali rasanya, kemaluan Rosa terasa sempit sekali. Mungkin kerana pengaruh berendam di dalam air, ato memang aslinya sempit begini. Aku tak ambil pusing, kerana pikiranku terfokus menikmati genjotan kamar mandi terbuka tiba-tiba. Muncul si kecil Mita. Dia terkejut dan melakukan gerakan menutup mulutnya dengan tangan. Posisi kita tak bisa disembunyikan lagi, kerana Rosa yang bugil sedang berada diatas badanku yang juga bugil.“Mita kebelet buang air kecil nih, dari tadi ditunggui lama banget.” Kata seperti juga Rosa tadi langsung memelorotkan celana dan duduk di closet. Desiran air kencingnya terdengar nyaring. Sementara dia duduk di closet, Rosa seperti tak perduli dia terus menggenjotku sampai airnya tertumpah dari bak. Mita duduk termangu menonton kita berhubungan, meski kencingnya sudah selesai dari tadi. Situasi sudah tanggung, Mita kugamit untuk bergabung berendam di bak. Dia kuminta membuka terlalu repot, Mita mengikuti anjuranku. Dia melolosi satu persatu bajunya. Sesudah baju luarnya yang terdiri dari celana jins dan baju putih di lepas, tinggallah celana dalam pink bergambar tokoh kartun dan miniset. Dia melepas minisetnya terlebih dahulu. Buah dadanya langsung menyembul gempal dengan ujung pentil yang kecil sekali. Ukuran buah dada Mita seharusnya sudah memerlukan BREAST HOULDER, kerana minisetnya sudah kelihatan sempit. Sesudah menggantungkan minisetnya dia meloloskan celana dalamnya. Aku tak bisa langsung melihat kemaluannya. yang terlihat hanya bongkahan bokong kecilnya. Sepintas tampak kemaluannya yang masih gundul, sewaktu dia masuk ke dalam bak mandi. Mita mengambil tempat di bagian kakiku. Bak mandi jadi sesak diisi tiga orang, dua diantaranya sedang jadi tak leluasa lagi sehingga aku menyarankan Rosa keluar dari bak mandi dan meneruskan di luar. Rosa kuatur memunggungiku dengan posisi merunduk bertopang wastafel, Aku menggenjotnya dari belakang. Gagangku dengan mudah masuk ke dalam lobang kemaluannya yang jadi terasa sangat licin. Rosa seperti tak peduli dengan kehadiran Mita. Dia mendesah merintih sampai akhirnya menjerit dan kakinya dirapatkan. Terasa lobang kemaluannya berkedut-kedut. Rosa mendapatkan klimaksnya yang pertama. Sementara aku sebetulnya sudah hampir, tetapi terinterupsi karena Rosa menghentikan gerakannya. Di lepasnya gagang kemaluanku dari lobang kemaluannya sehingga kemaluanku mengacung kedepan berusaha memuaskanku dengan jongkok sembari mengulum dan menghisap kemaluanku. Akan tetapi kerana konsetrasiku sudah buyar, aku jadi sulit menikmati, oralnya. Bosan mengoralku yang tak juga mencapai ejakulasi, akhirnya Rosa berdiri dan dia lalu membersihkan dirinya dengan meraih kembali masuk ke bak mandi yang di situ masih ada Mita. Aku berhadap-hadapan dengan Mita. Kuperhatikan buah dadanya mengkal dengan putting buah dada yang menajam diujungnya. Mita kuraih sehingga dia kupeluk dengan posisi membelakangiku. Aku meremas perlahan-lahan buah dada mengkalnya. Beda sekali rasa buah dada Rosa dengan Mita. Jika buah dada Rosa terasa lembut oleh lemak, buah dada Mita terasa mengkal dan lebih keras.. Puas memainkan buah dadanya aku menggapai belahan kemaluannya. Jari tengahku langsung merasa clitorisnya mencuat dan sewaktu kuraba halus dia sudah mengeras. Aku terus memainkan clitorisnya sampai akhirnya Mita kelojotan mencapai itu Rosa sudah mengeringkan badan dengan berkemben handuk dia meninggalkan kita berdua. Aku mentas dari bak mandi. Mita juga kuminta keluar. Aku duduk di colset dengan posisi menyandar, sehingga kemaluanku bebas tegak. Mita kubimbing berada di atasku . Dia menuruti saja kemauanku. Sembari berdiri mengangkangi badanku Mita mendekatkan lobang kemaluannya ke kepala kemaluanku yang sudah memerah kerana tegang. Aku mengoles-ngoles kepala kemaluanku di sekitar lobang kemaluannya sampai terasa ada cairan lendir keluar dari dalam. Sesudah kurasa pelumasan mencukupi, aku berusaha memasukkan kepala kemaluanku ke kemaluan gundul itu. Sedikit sempit rasanya, tetapi kemaluanku bisa terus menerobos kedalam. Kesanku Mita sudah jebol perawannya. Meski jepitannya lebih kuat dibanding kemaluan Rosa, tetapi kemaluanku lancar maju-mundur di lobang kemaluannya. Aku terus mendekapnya sampai akhirnya aku menjelang klimaks kutarik badannya dan begitu lepas, meledaklah ejakulasiku. Lemas sekali berdua lalu mandi membersihkan diri dengan shower. Selama mandi itu kutanya Mita soal keperawanannya. Dia mengaku memang sudah pernah berhubungan, dengan pacarnya yang sudah SMA. Kerana itulah dia sempat ketahuan selagi asyik main dikamarnya. Akibatnya Mita dipulangkan ke kampungnya. Sekarang inilah proses pemulangan Mita ke orang tuanya di kampung. Di Jakarta Mita tinggal di rumah budenya, yaitu ibunya Rosa.“ Mbak Rosa, bebas menerima lelaki menginap di kamarnya, kenapa aku gak boleh ajak pacar ke kamarku,” kata Mita dengan muka sedikit tak mau berkomentar, kerana rasanya tak ada gunanya berkomentar pada saat seperti ini. Aku berbalut handuk dan juga Mita berkemben handuk kita masuk menyelinap ke bawah selimut. Rosa sudah mengorok tidur di sisi kiri, aku memilih posisi ditengah dan Mita di sisi kananku. Tak nyaman rasanya tidur berbalut handuk lembab, maka kubuka handukku dan kulempar ke kursi, Handuk Mita juga kulepas, sehingga kita berdua telanjang di bawah selimut. Sementara itu Rosa yang juga berbalut handuk perlahan-lahan kulepas dan ku lempat juga ke kursi. Kita bertiga tidur bugil di bawah selimut. Rasa lelah dan kecapaian bercinta membuat aku cepat terbangun kerana rasa geli di kemaluanku. Kuintip ke bawah, ternyata Mita sedang menghisap kemaluanku. Mungkin dia berusaha membangunkan kemaluanku. Aku berpura-pura tidur. Kulirik di celah korden sudah masuk cahaya terang matahari. Kulirik jam di meja sudah menunjukkan hampir jam 7 pagi. Kubiarkan Mita beroperasi sendiri, sementara Rosa masih tertidur disebelahku. Mita berusaha memasukkan kemaluanku ke lobang kemaluannya dengan posisi menduduki badanku. Dia berhasil menelan semua gagang kemaluanku lalu dia melakukan gerakan naik turun, kadang-kadang maju mundur. Mungkin dia bosan pada posisi itu, dia bangkit berdiri dan membalikkan badannya sehingga memunggungiku. Mita kembali jongkok dan kembali menggenjot. Dia mencoba merebahkan badannya ke depan sampai hamir mencium kakiku. Kemaluanku terasa dipaksa menghadap kebawah. Mita kesulitan melakukan gerakan pada posisi itu, kerana lobang kemaluannya seperti kedongkrak oleh gagang kemaluanku yang sedang keras sempurna. Mita berdiri lagi dan dia berbalik arah kembali ke posisi berhadapan denganku . Kemaluanku kembali dimasukkan ke dalam kemaluannya. Dia menggenjot sebentar lalu merabreast houlderkan badannya. Sembari memelukku dia terus mengggerakkan-gerakan pinggulnya. Posisi ini sedikit sulit, kerana berkali-kali kemaluanku lepas dari lobang kemaluannya. Mita kembali ke posisi mendudukiku, dia rupanya menemukan posisi nikmatnya sehingga gerakannya makin liar, dan tak lama kemudian berhenti menggenjot dan terasa kemaluannya dalam posisi nanggung sehingga kusibak selimut dan langsung kuarahkan kemaluanku memasuki kemaluan Rosa. Kemaluannya terasa berlendir. Berarti dia sudah bangun dari tadi dan sempat melihat permainan kita sehingga di terangsang. Bagitu kemaluanku ambles, dia langsung mengerang. Kugenjot dengan gerakan kasar, Rosa merintih-rintih. Sayangnya kemaluannya terlalu banjir sehingga kurang mencengkeram. Aku terus berusaha kosentrasi untuk mencapai puncak. Akan tetapi sesudah sekian lama masih juga belom berhasil, sampai badanku lelah. Kubalikkan posisi dengan tetap mempertahankan kemaluanku di dalam kemaluan Rosa. Dia mengerti dan kini Rosa memegang kendali. Dia bergerak maju mundur naik turun di atas badanku. Menjelang aku klimaksRosa sudah memekik sembari menjepit kemaluanku. Mendengar teriakan itu aku jadi tak mampu lagi menahan ejakulasiku dan kulepas saja di dalam kemaluannya. Pada suasana seperti itu, aku tak memikirkan risiko hamil dan sebagainya, yang penting rasanya nikmat. Rosa langsung jatuh berbaring di tertidur telentang dan sedikit terengah-engah. Tiba tiba terasa gagang kemaluanku dibersihkan dengan seka an handuk hangat. Kulirik kebawah, ternyata Mita yang melakukan. Aku tak sempat memperhatikan apa yang dilakukan Mita tadi sewaktu aku bertempur dengan Rosa. Sesudah dibersihkan , Mita kembali mengoral kemaluanku. Tanpa rasa malu dia terus berusaha membangunkan kemaluanku. Lama juga kemaluanku tak bangun-bangun, Aku merasa kasihan kerana usaha Mita tak membawa hasil. Dia kemudian kuminta berbaring dan kakinya dikangkangkan. Aku melakukan oral buat kemaluan kecil ini. Mita tersenyum dan terus menggelinjang merasakan sapuan lidahku di ujung clitorisnya yang menonjol. Tak perlu waktu terlalu lama akhirnya kemaluan Mita cenat-cenut. Sesudah dia mencapai klimaks aku memasukkan jari tengah ke dalam kemaluannya, aku mencari G-spotnya. Teraba ada jaringan memastikan bagian itu G-spotnya kerana sewaktu kusentuh pelan Mita bereaksi. Aku serang terus sampai beberapa saat kemudian Mita memekik. Dia mencapai klimaks tertingginya. Dari lobang buang air kecilnya meleleh cairan kental. Jumlahnya tak banyak, mungkin cuma 3 tetes, tetapi jelas sekali meleleh keluar. Melihat reaksi itu, kemaluanku mulai bangun. Belom terlalu sempurna tetapi cukup keras untuk disodokkan ke kemaluan Mita. Aku langsung menindih Mita dan terasa kemaluannya mencekat dan masih ada sisa cenat-cenutnya. Aku genjot langsung dengan gerakan cepat. Nikmat sekali rasanya. Mita merintih-rintih, dan dia kembali mendapatkan klimaks berkualitasnya. Aku menengarai itu kerana Mita kembali menjerit seperti tadi. Aku tak memberi kesempatan dia melampiaskan klimaksnya, aku terus menggenjotnya.“ Oom ampun oom udah om, kemaluanku ngilu. Aku tak memperdulikannya dan terus menggenjot. Sembari mengiba-iba Mita juga mendesis-desis seperti menikmati persebadanan ini. itulah maka aku tega menggenjot terus dan memang benar Mita kembali menjerit. Pada saat mencapai klimaks, lobang kemaluan terasa lebih nikmat kerana makin ketat mencengkeram dan ada ritme di dalamnya. Kuhentikan sebentar sampai klimaksnya tuntas lalu kugenjot lagi. Kemaluannya terasa makin sempit sehingga aku merasa nikmat dan mengantarku mencapai puncaknya. Aku sudah seperti lupa daratan sehingga sewaktu mencapai klimaks kubenamkan dalam-dalam kemaluanku ke kemaluannya. Mitapun menjerit, rupanya dia juga sampai kepada puncak tertingginya.“Seru banget mainnya, dan berisik,” kata Rosa yang duduk bersila dengan badan telanjang menonton pertempuranku.“Gila lu Nik kecil-kecil, ngeseknya kuat juga,” kata Rosa mengomentari adik istirahat sebentar. Mita sempat tertidur dan mendengkur halus. Kulihat jam sudah menunjukkan jam 8 pagi lewat 10 menit. Aku menggamit Rosa dan membangunkan Mita. Kita mandi bertiga di kamar mandi sembari saling itu badanku terasa ringan sekali. Kita bertiga turun ke coffee Shop untuk sarapan pagi. Mita terkagum-kagum oleh banyaknya ragam sarapan pagi yang tersedia. Mungkin dia belom pernah mengalami hal semacam ini. Sembari menyantap makanan, Mita mengusulkan agar bisa menginap semalam lagi di hotel ini. Rosa setuju. Kita memang akhirnya menambah satu malam lagi di hotel. Sepanjang siang aku hanya jalan keluar bersama mereka makan di bawah. Mereka mondar-mandir keluar masuk kamar membawa belanjaan. Rosa dan Mita memeng kubekali uang yang lumayan banyak untuk sekedar belanja membeli pakaian dan sepatu di mall bawah berikutnya aku menyempatkan ke Bojonegoro membereskan urusanku . Rosa dan Mita membatalkan pulang kampung. Mereka ikut aku. Dari Bojonegoro aku langsung memboyong mereka ke Surabaya. Di kota Pahlawan itu aku juga memilih hotel yang menyambung dengan Tunjungan Plaza. Mereka senang sekali bebas berkeliaran di mall, sementara aku milih tidur saja dikamar menjaga Rosa, bagiku tak berat, tetapi melayani nafsu Mita kecil aku sedikit kewalahan juga. Kecil-kecil kemauannya besar sekali. Mita tak jadi dipulangkan ke kampung, dia ke Jakarta lagi dan kost bersama Rosa. Rosa memilih tempat kost di dekat tempat kerjanya sehingga dia hanya perlu jalan kaki saja. Aku yang membantu membayar sewa kostnya. Dikala sedang suntuk oleh pekerjaan aku melampiaskan kepada dua kemaluanku itu. by – Cerita Dewasa, Cerita Seks Hot, Cerita Mesum, Cerita ngewe, Cerita Panas, Cerita Ngentot, Kisah Pengalaman Seks, Cerita Porno, Cerita Bokep indo.
cerita dewasa di bus malam